ManadoSulutkita.com–Amarah pengendara kendaraan dump truck Sulawesi Utara pecah. Hal ini buntut kelangkaan BBM jenis solar yang terjadi sudah sejak lama. Pasalnya, susahnya mengisi BBM bersubsidi ini bukan karena pasokan kurang, melainkan ulah para mafia yang menyedot solar secara ilegal.
Ratusan sopir dump truck tersebut, sambil membawa kendaraan milik mereka dan menggelar aksi unjuk rasa di DPRD Provinsi dan Kantor Gubernur Sulut, Senin (29/5/2025).
Tak tanggung-tanggung demonstrasi itu dikomandoi oleh Aktivis senior berdarah Minahasa Utara William Luntungan. Wil sapaan akrabnya pertama-pertama mendatangi kantor DPRD Sulut. Ratusan sopir tersebut melakukan orasi menyampaikan aspirasi mereka di depan pintu masuk kantor wakil rakyat itu.
Luntungan bersama para sopir menuntut para Anggota DPRD Provinsi untuk mengambil langkah-langkah kongkrit untuk membereskan antrian hingga berujung kelanggaan BBM solar yang dialami masyarakat ini.
Dalam orasinya mereka meminta agar DPRD bersama Pemerintah mengambil tindakan tegas untuk menindak sesuai hukum para pihak yang ditengarai menjadi mafia yang melakukan pengisian solar yang ujungnya dijual ke pembeli yang seharusnya dilarang menggunakan BBM bersubsidi.
Mereka menilai DPRD dan pemerintah daerah terkesan abai terhadap penderitaan rakyat kecil yang setiap hari harus antre berjam-jam di SPBU, bahkan sering pulang dengan tangan hampa.
“Ini bukan sekadar soal antre, tapi soal perut kami dan keluarga kami. Kalau mobil tidak jalan, kami tidak bisa makan,” teriak salah satu sopir dengan nada geram.
William Luntungan menegaskan, aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa, tetapi bentuk perlawanan terhadap kebijakan energi yang gagal menjawab kebutuhan rakyat. Ia menuntut DPRD Sulut segera membentuk panitia khusus untuk mengusut dugaan penyalahgunaan distribusi BBM bersubsidi di daerah.
“Kami ingin ada langkah nyata, bukan sekadar janji manis. Jika DPRD tidak bergerak, kami akan kembali dengan massa lebih besar,” tegas Luntungan.
Aksi ini menjadi alarm keras bagi pemerintah provinsi dan aparat penegak hukum. Jika masalah solar tak segera diselesaikan, ancaman lumpuhnya sektor transportasi dan logistik di Sulawesi Utara hanya tinggal menunggu waktu.(fjr/*)





