Dukung Kebudayaan, Wali Kota Bitung Hengky Honandar Jadi yang Pertama di Sulut Terima Alat Musik Kolintang dari Gubernur

Wali Kota Bitung Hengky Honandar SE saat menerima alat musik kolintang dari Gubernur Sulut Yulius Selvanus.

BitungSulutkita.com–Satu lagi torehan terbaik diperoleh Kota Bitung. Kali ini dibidang kebudayaan andalan warga Kota Bitung dan Sulawesi Utara secara keseluruhan, yakni kolintang.

Tak tanggung-tanggung, Gubernur Sulut Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus menyerahkan secara langsung alat musik kolintang kepada Wali Kota Bitung Hengky Honandar SE di Wisma Negara Gubernuran Bumi Beringin, Kamis (26/6).

Bahkan yang paling membanggakan Kota Bitung merupakan daerah pertama di Sulut yang menerima musik kolintang oleh Gubernur YSK tersebut.

Wali Kota Bitung Hengky Honandar disela-sela kegiatan tersebut mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Gubernur Sulut, atas kehormatan yang diberikan kepada Kota Bitung.

“Terima kasih atas kepercayaan ini. Kolintang adalah warisan budaya dunia asal Sulawesi Utara yang patut kita lestarikan dan banggakan.

Bitung siap menjadi pelopor budaya dalam semangat harmonisasi menuju Bitung yang maju,” ujar Wali Kota Hengky.

Kolintang merupakan alat musik tradisional yang telah diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO, dan menjadi simbol penting dalam diplomasi budaya Indonesia.

Dengan penyerahan ini, Kota Bitung didorong untuk menjadi contoh pelestarian budaya lokal melalui pendidikan, pertunjukan seni, dan kegiatan komunitas.

Sementara itu, Plt Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Bitung, Christ K Emor SSTP MAP, menjelaskan dari 15 kabupaten/kota di Sulut, Kota Bitung yang menjadi daerah pertama yang menerima alat musik tradisional ini.

“Kota Bitung daerah pertama yang menerima satu set alat musik tradisional Kolintang dari Pak Gubernur,” ungkapnya.

Dijelaskannya juga, Gubernur Sulut menyiapkan 115 set Kolintang yang akan dibagikan di kabupaten/kota khususnya di Minahasa Raya secara bertahap.

“Penyerahan ini menambah semangat Kota Bitung dalam membangun sektor kebudayaan sebagai bagian dari pembangunan manusia seutuhnya,” tambah Kabag Christ.

Sebagai kota pelabuhan internasional yang dinamis, Bitung ingin menunjukkan bahwa identitas budaya tetap bisa hidup berdampingan dengan pesatnya perkembangan teknologi.(fjr/*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *