MinutSulutkita.com–Dalam momentum bersejarah 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia–Tiongkok dan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika Bandung, Bupati Minahasa Utara Joune James Esau Ganda yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), hadir bersama jajaran pengurus APKASI dalam Pertemuan Bersama Delegasi Tingkat Tinggi Tiongkok yang dipimpin Prof. C.C. Chan, Presiden International Academicians Science and Technology Innovation Centre (IASTIC), di JW Marriott Hotel Jakarta, Minggu (5/10/2025).
Pertemuan tersebut turut dihadiri Ketua APKASI Bursah Zarnubi (Bupati Lahat), Bupati Bandung Dadang Supriatna, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Bupati Lampung Selatan Raditya Egi Pratama, Bupati Sambas Satono, Bupati Serang Ratu Rachmatu Zakiyah, Sekda Kepulauan Seribu Tri Indra, serta Direktur Eksekutif APKASI Sarman Simanjorang.
Delegasi Tiongkok menjajaki peluang kerja sama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan investasi untuk mendukung pembangunan nasional dan daerah di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Bupati Joune Ganda tampil mempresentasikan potensi strategis Kabupaten Minahasa Utara (Minut) di hadapan Prof. Chan dan jajaran APKASI. Ia menjelaskan kesiapan Minut menjadi poros kolaborasi strategis antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya di bidang ekonomi hijau, investasi, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan.
“Minahasa Utara adalah wajah masa depan Indonesia di bidang tata kelola pemerintahan, pariwisata berkelanjutan, energi hijau, ekonomi digital, dan pelayanan publik berkelas dunia. Kami ingin memastikan bahwa kerja sama ini memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Joune Ganda.
Sebagai Sekjen APKASI, Joune menegaskan bahwa asosiasi tersebut kini memperluas jangkauan kemitraan global, membuka akses investasi berkualitas, dan memperjuangkan pemerataan pembangunan di seluruh kabupaten Indonesia.
Dalam presentasinya, Joune Ganda memaparkan lima fokus utama kolaborasi antara Minahasa Utara dan investor Tiongkok :
1. Pembangunan Resort Hijau di KEK Likupang, dengan konsep eco-resort dan marina kecil.
2. Pusat Inovasi Kendaraan Listrik & Energi Surya, untuk proyek Net-Zero Tourism.
3. Kawasan Budidaya Laut Terpadu & Industri Pendinginan Ikan, mendukung ekspor marikultur.
4. Agro-Processing & Coconut Estate, mengembangkan industri hilir kelapa dan produk tropis
5. Digital & Smart Tourism, memanfaatkan platform digital Tiongkok untuk promosi global.
Kerja sama ini akan difasilitasi oleh APKASI sebagai platform nasional untuk memastikan kemitraan daerah–investor asing berjalan inklusif, terukur, dan berkelanjutan.
Minahasa Utara kini dikenal memiliki posisi strategis antara KEK Likupang, Pelabuhan Internasional Bitung, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.
Keunggulan utama daerah ini mencakup :
Pariwisata Super Prioritas KEK Likupang
Energi Bersih PLTS Likupang berkapasitas 21 MWp
Hilirisasi Produk Kelapa dan Agroindustri Modern
Ekonomi Kreatif dan MICE Berbasis Teknologi Hijau
Dampak Ekonomi yang Diharapkan
Jika terealisasi, kolaborasi ini berpotensi menghasilkan:
Investasi asing langsung (FDI) senilai US$300 juta dalam lima tahun,
Pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB) hingga 8% per tahun,
Lebih dari 10.000 lapangan kerja baru,
Transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM lokal.
“Inilah saatnya daerah-daerah Indonesia tampil di panggung global. Melalui APKASI, kami ingin memastikan kerja sama internasional benar-benar menghasilkan perubahan nyata di daerah,” tegas Joune Ganda.
Langkah strategis ini memperkuat posisi Minahasa Utara sebagai model daerah berbasis inovasi, teknologi, dan keberlanjutan, sekaligus menunjukkan kepemimpinan Joune Ganda yang visioner, inklusif, dan berorientasi pada kemajuan nasional.(fjr/*)






