BitungSulutkita.com–Kehangatan serta rasa kekeluargaan tergambarkan pada pada Ibadah Oikumene dan Perayaan Natal oleh Pemerintah Kota Bitung tahun 2025 yang dipusatkan di GOR Duasadara, Senin (1/12/2025).
Pasalnya, perayaan yang dihadiri para lansia, anak-anak, keluarga kurang mampu hingga mereka yang merayakan Natal dalam keterbatasan itu, dibalut dengan pemberian diakonia yang diserahkan Wali Kota Bitung Hengky Honandar SE dan jajaran Pemkot.
Wali Kota Bitung Hengky Honandar memimpin secara langsung ibadah menyambut Natal tersebut dengan tema Harmonis dalam Perbedaan.
Dalam sambutannya, Wali Kota Bitung Hengky Honandar SE mengajak seluruh warga untuk kembali menempatkan esensi Natal dalam ruang kesadaran spiritual.
“Pertama-tama, marilah kita memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena kasihNya, kita diberi kesempatan berkumpul dalam sukacita, kedamaian dan persaudaraan,” ujarnya.
Hengky Honandar menekankan bahwa kelahiran Kristus bukan hanya perayaan liturgis, melainkan momen meneguhkan kasih, pengharapan, dan damai sejahtera di tengah kehidupan sosial.
Sesuai dengan tema, Hengky Honandar menyampaikan bahwa keberagaman bukan halangan untuk bersatu, tetapi justru kekuatan yang menyempurnakan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
“Kita berbeda suku, berbeda bahasa, berbeda latar budaya, namun dalam kasih Kristus kita berdiri sebagai satu keluarga besar, warga Kota Bitung yang saling menghargai, mendukung, dan menguatkan,” ujar Wali Kota Bitung.
Ia mengingatkan bahwa makna Natal tidak hanya tentang gemerlap perayaan, tetapi lebih jauh tentang kerendahan hati dan kesederhanaan.
“Yesus Kristus lahir dalam ruang yang sederhana, namun membawa harapan besar bagi dunia. Mari kita merayakan Natal dengan hati yang tulus, tidak perlu berlebihan, namun penuh sukacita, ketulusan, dan kasih terhadap sesama,” katanya.
Dalam suasana yang penuh damai ini, ia mengajak untuk membuka hati untuk saling berbagi berkat.
Natal menjadi kesempatan untuk memperhatikan orang-orang di sekitar, terutama mereka yang membutuhkan uluran tangan.
Mulai dari lansia, anak-anak, keluarga kurang mampu hingga mereka yang merayakan Natal dalam keterbatasan.
“Biarlah dari Kota Bitung mengalir terang kasih yang nyata. Tidak hanya ucapan, tetapi tindakan yang menghidupkan pengharapan,” ungkap Hengky Honandar.
Ia mencontohkan langkah sederhana namun berdampak, seperti berbelanja produk UMKM dan pedagang lokal.
Menurutnya, menghidupkan ekonomi rakyat juga merupakan bentuk kasih yang konkrit.
Perayaan Natal kali ini berlangsung hangat dan sejuk, dipimpin oleh Khadim Pdt Dr Roy Tamaweol ThD.
Ibadah dihadiri Wakil Wali Kota Randito Maringka, unsur Forkopimda dan Forum Lintas Sektoral Bitung, pemuka agama dan tokoh masyarakat. Sekretaris Kota Ir Ignatius Rudy Theno ST MT bersama jajaran Pemkot Bitung.
Ketua TP-PKK Kota Bitung Ellen Honandar Sondakh, Sekretaris TP-PKK Kota Bitung Jacinta Marybell Maringka Gumolung, Ketua DWP Kota Bitung Nurjaya Theno Minarwin, serta seluruh masyarakat yang hadir.
Di akhir sambutan, Wali Kota Bitung dan keluarga menyampaikan ucapan selamat menyambut Natal dan tahun baru bagi seluruh masyarakat.
Ia berharap nilai kasih semakin tumbuh, persaudaraan semakin kuat, dan Bitung dikenal sebagai kota yang rukun, damai, serta menjunjung tinggi toleransi.
“Mari kita jaga persatuan, hidupkan kasih, dan terus melangkah membangun Kota Bitung yang harmonis, sejahtera, dan diberkati Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita semua,” tutupnya.
Ketua Panitia Natal Pemkot Bitung 2025, Michael Sondakh SSos MAP, ibadah Natal akan digelar di dua titik.
Ibadah yang digelar di GOR Duasudara ini mencakup jemaat dari Kecamatan Girian, Ranowulu, Matuari, Madidir, Maesa, dan Aertembaga.
Sementara, perayaan kedua dijadwalkan pada 3 Desember 2025, di Boulevard Papusungan Pulau Lembeh, pukul 14.00 WITA, meliputi Kecamatan Lembeh Utara dan Lembeh Selatan.
Selain ibadah, pemerintah juga menyiapkan pembagian diakonia Natal bagi lansia miskin, sebagai bentuk kepedulian sosial dan semangat berbagi.
“Program ini menjadi salah satu titik perhatian HH-RM, yang ingin memastikan perayaan Natal tidak hanya dirasakan melalui sukacita spiritual, tetapi juga melalui tindakan nyata yang membantu masyarakat yang membutuhkan,” kuncinya.
Selain ibadah, pemerintah juga menyiapkan pembagian diakonia Natal bagi lansia miskin, sebagai bentuk kepedulian sosial dan semangat berbagi.
“Program ini menjadi salah satu titik perhatian HH-RM, yang ingin memastikan perayaan Natal tidak hanya dirasakan melalui sukacita spiritual, tetapi juga melalui tindakan nyata yang membantu masyarakat yang membutuhkan,” kuncinya.(fjr/*)






