Karam di Megamas, Tumpahan Bahan Bakar Kapal LCT Remu Selatan Ancam Cemari Laut Manado

Kapal yang karam beberapa waktu lalu di depan bebatuan kawasan Megamas.

ManadoSulutkita.com–Wilayah perairan di depan Kota Manado terancam tercemar. Pasalnya, sebuah kapal tongkang bermuatan batu karam sejak beberapa hari lalu, tepatnya di depan kawasan Megamas.

Hingga Kamis (30/10/2025), kapal jenis Landing Craft Tank (LCT) Remu Selatan tersebut belum juga dievakuasi.

Pantauan di lokasi menunjukkan kondisi kapal sudah hampir sepenuhnya tenggelam, hanya menyisakan bagian ruang kemudi yang tampak di permukaan air laut. Warga sekitar mengeluhkan bau bahan bakar yang menyengat di sekitar perairan.

“Minyak memang tidak kelihatan. Tapi so bau bahan bakar. Ini laut terancam tercemar,” ujar seorang warga dan nelayan di kawasan Mega Mas, Manado.

Sejumlah nelayan di lokasi tersebut mengusulkan agar bangkai kapal tongkang tersebut secepatnya di evakuasi karena tumpahan minyak dari bahan bakar kapal akan semakin banyak dan mengancam biodata laut di perairan Manado.

Diketahui, kapal tongkang Remu Selatan milik perusahaan pelayaran asal Sorong ini karam pada Senin, 27 Oktober 2025. Kapal tersebut berangkat dari Dermaga TNI AD 172 Tateli, Minahasa, menuju Kabupaten Kepulauan Sangihe, namun mengalami insiden saat melintas di Teluk Megamas Manado.

Menurut laporan Basarnas Sulawesi Utara, insiden terjadi sekitar pukul 17.00 Wita ketika mesin kapal mendadak mati di tengah perjalanan. Enam anak buah kapal (ABK) terpaksa meloncat ke laut menggunakan pelampung keselamatan.

Setelah menerima laporan darurat, tim rescue Basarnas langsung dikerahkan ke lokasi kejadian. Sekitar pukul 10.30 Wita, seluruh ABK berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan segera dievakuasi ke Pelabuhan Wisata Mega Mas untuk mendapatkan penanganan medis.

Kepala Basarnas Sulut, dalam keterangannya, menyebutkan bahwa penyebab sementara kapal karam diduga akibat lambung bocor yang diperparah dengan cuaca buruk di perairan Manado saat kejadian.

Sementara itu, pihak terkait masih berupaya melakukan evakuasi bangkai kapal untuk mencegah pencemaran minyak yang lebih luas. Pemerintah daerah dan instansi lingkungan diimbau segera mengambil langkah penanganan agar tumpahan bahan bakar tidak merusak ekosistem laut di sekitar Teluk Manado.(Rama/*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *